BAB I
PENDAHULUAN
Kasus-kasus
yang ada dalam masyarakat pengurusan ke instansi pemerintah dapat ditemukan
misalnya, mental aparatur kurang simpatik, keseluruhan ini dapat dikatakan mempunyai
unsur korupsi, kronis dan nepotisme.Kejadian diatas mempunyai unsur biaya yang
tinggi dan tingkat kebocoran yang cukup mengkuatirkan baik dalam kehidupan
sosial maupun dalam kehidupan ekonomi.
Pemberian
pelayanan aparatur pemerintah kepada masyarakat adalah merupakan perwujudan
dari fungsi aparatur negara sebagai abdi masyarakat didalam melaksanakan
sebagaimana diungkapkan diatas, ternyata masih banyak pelayanan kepada
masyarakat masih rendah.
Kasus-kasus
diatas jika terus menerus akan berubah menjadi budaya, hal ini berbahaya
terhadap kemajuan sosial, politik, ekonomi dan hukum. Oleh karena itu untuk
menanggulangi masalah tersebut perlu dikembangkan dan disebarluaskan sistem
manajemen pelayanan prima sebagai syarat pemenuhan kepuasan pelanggan.
Dasar
Hukum dalam pelayanan prima adalah :
1. Instruksi Presiden RI No. 1 / 1995
tentang Perbaikan dan Peningkatan Mutu Pelayanan Aparatur Pemerintah
Kepada Masyarakat
2. UU No. 8 / 1974 tentang Pokok
Kepegawaian RI
3. Peraturan Pemerintah No. 30/1980
tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
4. Keputusan Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara No. 81 / 1993 tentang Pedoman Tata Laksanan Pelaksanaan Umum
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.DEFENISI
1.
Pelayanan adalah suatu kegiatan atau suatu urutan kegiatan yang terjadi dalam
interaksi langsung dengan manusia atau mesin secara fisik untuk menyediakan
kepuasan konsumen. (Lehtinen 1983 p. 21). Pelayanan adalah sesuatu yang dapat
diperjualbelikan dan bahkan tidak dapat dihilangkan (Gumehsoson Th. 1987 p. 22)
2.
Pelayanan Umum adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang dilaksanakan
oleh instansi pemerintah di Pusat, di Daerah dan di Lingkungan BUMN/BUMD, dalam
bentuk barang dan jasa, baik dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan
perundangan (SK Menpan No. 81 /1993 tentang Pedoman Tata laksana Pelayanan
Umum) maupun dalam proses interaksi sosial masyarakat luas
Berarti
pelayanan umum dapat diartikan memproses pelayanan kepada masyarakat /
customer, baik berupa barang atau jasa melalui tahapan, prosedur,
persyaratan-persyaratan, waktu dan pembiayaan yang dilakukan secara transparan
untuk mencapai kepuasan sebagaimana visi yang telah ditetapkan dalam
organisasi.
3.
Pelayanan Prima, sebagaimana tuntutan pelayanan yang memuaskan pelanggan /
masyarakat, maka diperlukan persyaratan agar dapat dirasakan oleh setiap
pelayan untuk memiliki kualitas kompetensi yang profesional, dengan demikian
kualitas kompetensi profesionalisme menjadi sesuatu aspek penting dan wajar
dalam setiap transaksi.
4.
Pemberi pelayanan adalah pejabat / pegawai instansi pemerintah atau
swasta yang melaksanakan tugas dan fungsi dibidang pelayanan.
5.
Penerima Pelayanan adalah orang atau badan hukum/yayasan yang menerima
pelayanan umum
6.
Tata Kerja adalah cara-cara pelaksanaan kerja
seefektif dan seefisien mungkin tentang suatu tugas untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan lebih dahulu yang menggunakan peralatan, fasilitas, tenaga, waktu,
ruang, metode dan biaya yang tersedia.
7.
Prosedur Kerja adalah rangkaian tata kerja yang berkaitan satu sama lain,
sehingga menunjukan adanya urutan tahapan secara jelas dan pasti serta
cara-cara yang harus ditempuh dalam rangka penyelesaian suatu bidang tugas.
8.
Sistem Kerja adalah rangkaian tata kerja dan prosedur kerja yang membentuk
suatu kebulatan pola kerja tertentu dalam rangka mencapai hasil kerja yang
diharapkan.
9.
Wewenang adalah hak seseorang pejabat untuk mengambil tindakan
dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi di bidang pelayanan umum
2.2.UNSUR-UNSUR PELAYANAN PRIMA
Apapun
pelayanan kepada masyarakat tentunya telah ada suatu ketetapan tata laksananya,
prosedur dan kewenangan sehingga penerima pelayanan puas apa yang telah
diterimanya. Sehubungan dengan itu pelayanan kepada masyarakat harus mempunyai
makna mutu pelayanan yang :
1.
Memenuhi standar waktu, tempat, biaya, kualitas dan prosedur yang
ditetapkan untuk penyelesaian setiap tugas dalam pemberian pelayanan.
2.
Memuaskan pelanggan artinya bahwa setiap keinginan orang yang menerima
pelayanan merasa puas, berkualitas dan tepat waktu dan biaya
terjangkau.
Unsur-unsur
kualitas pelayanan :
1.
PENAMPILAN. Personal dan fisik sebagaimana layanan kantor depan
(resepsionis) memerlukan persyaratan seperti : wajah harus menawan, badan
harus tegap / tidak cacat, tutur bahasa menarik, familiar dalam perilaku,
penampilan penuh percaya diri, busana harus menarik
2.
TEPAT WAKTU & JANJI. Secara utuh dan prima petugas pelayanan dalam
menyampaikan perlu diperhitungkan janji yang disampaikan kepada pelanggan bukan
sebaliknya selalu ingkar janji.Demikian juga waktu jika mengutarakan 2 hari
selesai harus betul-betul dapat memenuhinya.
3.
KESEDIAAN MELAYANI. Sebagaimana fungsi dan wewenang harus melayani kepada para
pelanggan, konsekuensi logis petugas harus benar-benar bersedia melayani kepada
para pelanggan.
4.
PENGETAHUAN DAN KEAHLIAN. Sebagai syarat untuk melayani dengan baik, petugas
harus mempunyai pengetahuan dan keahlian.Disini petugas pelayanan harus
memiliki tingkat pendidikan tertentu dan pelatihan tertentu yang disyaratkan
dalam jabatan serta memiliki pengalaman yang luas dibidangnya.
5.
KESOPANAN & RAMAH TAMAH. Masyarakat pengguna jasa pelayanan itu sendiri dan
lapisan masyarakat baik tingkat status ekonomi dan sosial rendah maupun
tinggi terdapat perbedaan karakternya maka petugas pelayanan masyarakat
dituntut adanya keramahtamahan yang standar dalam melayani, sabar, tidak egois
dan santun dalam bertutur kepada pelanggan.
6.
KEJUJURAN DAN KEPERCAYAAN. Pelayanan ini oleh pengguna jasa dapat dipergunakan
berbagai aspek, maka dalam penyelenggaraannya harus transparan dari aspek
kejujuran, jujur dalam bentuk aturan, jujur dalam pembiayaan dan jujur dalam
penyelesaian waktunya.Dari aspek kejujuran ini petugas pelayanan tersebut dapat
dikategorikan sebaga pelayanan yang dipercaya dari segi sikapnya, dapat
dipercaya dari tutur katanya, dapat dipercaya dalam menyelesaikan akhir
pelayanan sehingga otomatis pelanggan merasa puas. Unsur pelayanan prima dapat
ditambah unsur yang lain.
7.
KEPASTIAN HUKUM. Secara sadar bahwa hasil pelayanan terhadap masyarakat yang
berupa surat keputusan, harus mempunyai legitimasi atau mempunyai kepastian
hukum. Bila setiap hasil yang tidak mempunyai kepastian hukum jelas akan
mempengaruhi sikap masyarakat, misalnya pengurusan KTP, KK dllbila ditemukan
cacat hukum akan mempengaruhi kredibilitas instansi yang mengeluarkan surat
legitimasi tersebut.
8.
KETERBUKAAN. Secara pasti bahwa setiap urusan / kegiatan yang memperlakukan
ijin, maka ketentuan keterbukaan perlu ditegakan. Keterbukaan itu akan
mempengaruhi unsur-unsur kesederhanaan, kejelasan informasi kepada masyarakat.
9.
EFISIEN. Dari setiap pelayanan dalam berbagai urusan, tuntutan masyarakat
adalah efisiensi dan efektifitas dari berbagai aspek sumber daya sehingga
menghasilkan biaya yang murah, waktu yang singkat dan tepat serta hasil
kualitas yang tinggi.Dengan demikian efisiensi dan efektifitas merupakan
tuntutan yang harus diwujudkan dan perlu diperhatikan secara serius.
10.
BIAYA. Pemantapan pengurusan dalam pelayanan diperlukan kewajaran dalam
penentuan pembiayaan, pembiayaan harus disesuaikan dengan daya beli masyarakat
dan pengeluaran biaya harus transparan dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
11.
TIDAK RASIAL. Pengurusan pelayanan dilarang membeda-bedakan kesukuan, agama,
aliran dan politik dengan demikian segala urusan harus memenuhi jangkauan yang
luas dan merata.
12.
KESEDERHANAAN. Prosedur dan tata cara pelayanan kepada masyarakat untuk
diperhatikan kemudahan, tidak berbelit-belit dalam pelaksanaan.
2.3.
Perilaku Yang Mencerminkan Pelayanan Prima
1.
MENGETAHUI VISI
Dalam
menetapkan visi harus melakukan sebagai berikut :
a.
Gambaran masa depan yang akan dicapai oleh organisasi
b.
Karakteristik organisasi
c.
Bagaimana mencapai keberhasilan
d.
Bagaimana mengemukakan keutamaan visi yg akan dicapai
e.
Bagaimana mencapai masa depan
f.
Bagaimana membentuk interest bersama dlm masyarakat
g. SDM
yang unggul dan bermental diberi makna kebanggaan setiap melaksanakan
tugas dengan hasil yang baik
h.
Secara bersama menumbuhkembangkan keunggulan kompetitif
2.
MISI
Dalam
menjabarkan visi harus menyusun/menetapkan misi suatu organisasi
yaitu tentang pokok-pokok kegiatan mengoperasionalkan fungsi arah yang
terukur.
3.
MENCAPAI SASARAN
Untuk
mencapai sasaran hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
* Sasaran Jelas & Pasti * Tertulis
* Efisien
* Harus Jelas & mudah dipahami
*
Ekonomis
* Kualitas Merata
*
Adil
* Biaya Minimum
* Tepat Waktu
* Seimbang
2.4.
Hakekat Pelayanan Umum
Mengingat
ruang lingkup pelayanan umum yang diberikan oleh instansi/ lembaga sangat luas
dan kompleks baik menurut jenis maupun sifat maka upaya menetapkan dasar-dasar
pelayanan umum tersebut merupakan hal yang mendasar & sangat perlu untuk
mengatasi kompleksitas tersebut. Sehingga pelayanan umum dapat digambarkan sbb
:
1.
Meningkatkan
kualitas dan produktivitas pelaksanaan tugas dan fungsi instansi/lembaga di
bidang pelayanan umum.
2.
Mendorong
agar dapat mengefektifkan sistem dan tata laksana pelayanan, sehingga pelayanan
umum dapat diselenggarakan secara lebih berdaya guna dan berhasil guna.
3.
Mendorong
terciptanya kreatifitas, prakarsa dan peran serta masyarakat utk mencapai
pembangunan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas.
Definisi service strategy (strategi pelayanan). Strategi Pelayanan
adalah Suatu strategi untuk memberikan layanan dengan mutu yang sebaik mungkin
kepada para pelanggan (Albrecht&Zemke,1990).Strategi pelayanan yang efektif harus
didasari oleh konsep atau misi yang mudah dimengerti oleh seluruh individu
dalam perusahaan dan diikuti oleh berbagai tindakan nyata yang bermanfaat bagi
para pelanggan,serta
mampu membedakan perusahaan yang menerapkan strategi tersebut dengan para
pesaingnya sehingga perusahaan mampu mempertahankan pelanggan yang ada dan
mampu menarik pelanggan baru.Strategi
pelayanan yang efektif memerlukan beberapa unsur pendukung,sebagai berikut.
1. Struktur organisasi yang dapat menjadi media untuk mengembangkan budaya perusahaan yang menitikberatkan pada penyempurnaan kualitas pelayanan.
2. Teknologi yang dapat diimplementasikan untuk memperbaiki sumber daya,metode kerja,dan sistem informasi untuk men-dukung upaya perbaikan kualitas pelayanan.
3. Sumber daya manusia yang memiliki sikap,perilaku,pengetahuan,dan kemampuan yang mendukung efektivitas strategi pelayanan.
Pengertian service system (sistem pelayanan).
1. Struktur organisasi yang dapat menjadi media untuk mengembangkan budaya perusahaan yang menitikberatkan pada penyempurnaan kualitas pelayanan.
2. Teknologi yang dapat diimplementasikan untuk memperbaiki sumber daya,metode kerja,dan sistem informasi untuk men-dukung upaya perbaikan kualitas pelayanan.
3. Sumber daya manusia yang memiliki sikap,perilaku,pengetahuan,dan kemampuan yang mendukung efektivitas strategi pelayanan.
Pengertian service system (sistem pelayanan).
Definisi Sistem Pelayanan adalah
Prosedur atau tata cara untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan yang
melibatkan seluruh fasilitas fisik yang dimiliki dan SDM yang ada.Sistem pelayanan ini harus konsisten
dengan paket pelayanan,dirancang
secara sederhana agar tidak mem-bingungkan pelanggan.Salah satu indikator sistem pelayanan
yang efektif adalah kemudahan untuk memberikan pelayanan dengan sistem yang
nyaris tidak tampak (Albrecht&Zemke,1990)
2.5.PELAYANAN
PUBLIK DI ERA REFORMASI
Setelah era reformasi, tantangan
birokrasi sebagai pemberi pelayanan kepada rakyat mengalami suatu perkembangan
yang dinamis seiring dengan perubahan didalam masyarakat itu sendiri. Rakyat
semakin sadar akan apa yang menjadi haknya serta apa yang menjadi kewajibannya
sebagai warga negara dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Dibalik itu, rakyat semakin berani mengajukan tuntutan-tuntutan, keinginan dan
aspirasinya kepada pemerintah.Tuntutan reformasi, birokrasi dituntut untuk
mengubah posisi dan perannya (revitalisasi) dalam memberikan pelayanan publik.
Dulu, birokrasi suka mengatur dan
memerintah arus diubah menjadi suka melayani, dulu yang menggunakan pendekatan
kekuasaan harus diubah menjadi suka menolong menuju kearah yang lebih fleksibel
kolaboratis dan dialogis serta yang dulu dari cara-cara yang sloganis menuju
cara-cara kerja yang lebih realistis pragmatis.Melalui revitalisasi ini,
birokrasi publik diharapkan lebih baik dalam memberikan pelayanan publik serta
menjadi lebih profesional dalam menjalankan tugasnya serta kewenangannya. Ada
beberapa fungsi utama yang harus dijalankan oleh pemerintah tanpa memandang
tingkatannya yaitu:pertama; fungsi pelayan masyarakat (public service
function), kedua; fungsi pembangunan (development function), ketiga; fungsi
perlindungan (protection function).
Wajah birokrasi publik selama
orde baru sebagai pelayan rakyat sangat jauh dari yang diharapkan.Dalam pratika
penyelenggaraan pelayanan, rakyat menempati posisi yang tidak menguntungkan.
Beragam keluhan dan ketidakpuasan masyarakat terhadap pelayanan publik
menunjukkan desakan terhadap perbaikan atau pembaharuan makna baik dari sisi
substansi hubungan negara – masyarakat dan pemerintah – rakyat maupun
perbaikan-perbaikan didalam internal birokrasi publik itu sendiri.1 Gasperz
(1994) dalam Agung Kurniawan mengatakan, pelayanan memiliki karakteristik yang
berbeda dengan barang yaitu outputnya yang tidak berbentuk (intangible output),
tidak standar serta tidak dapat disimpan dalam inventori melainkan langsung
dapat dikonsumsi pada saat produksi. Jadi dilihat dari hal tersebut, sebagai
suatu intangible output pelayanan memiliki dimensi yang berbeda dengan barang
yang bersifat tangible.Produk akhir pelayanan tidak memiliki karakteristik
fisik sebagaimana yang dimiliki barang. Outputnya tergantung dari proses
interaksi antara layanan dengan konsumen.
Guna mencapai suatu pelayanan
publik yang baik memang banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan salah 1
Kurniawan, Agung, Transformasi Pelayanan Publik, Pembaruan, Cetakan I Tahun
2005, hal 6-7. satunya melakukan pembaharuan birokrasi. Birokrasi harus bisa
mengurangi bebannya dalam pengambilan keputusan dengan membaginya kepada lebih
banyak orang yang mana memungkinkannya lebih banyak keputusan dibuat kebawah
atau kepada pinggiran ketimbang mengkonsentrasikannya pada pusat yang akhirnya
menjadi stres dan tertekan sehingga menjadi tidak berfungsi baik dalam
memberikan pelayanan publik. Desentralisasi ini akan menciptakan birokrasi yang
lebih fleksibel, efektif, inovatif, serta menumbuhkan motivasi kerja daripada
yang tersentralisasi.
Dengan pendelegasian wewenang
keda strata yang lebih bawah daristrategic apex (pemimpin puncak) kepada
operation apex (birokrat pelaksana) perlu segera direalisasikan, mengingat
operation apex merupakan orang-orang yang bersentuhan langsung dengan
masyarakat sebagai pengguna pelayanan publik.Sebagai contoh, dalam hal
pengurusan penerbitan surat kelahiran maupun lainnya yang selama ini dipegang
oleh Kabupaten sudah bisa mendelegasikannya kepada pihak Kecamatan guna
menciptakan pelayanan publik yang lebih cepat, lebih fleksibel dan tidak
memerlukan waktu yang panjang dan prosedur yang rumit sehingga membuat
masyarakat akhirnya menjadi gampang dan mudah mengurusnya.
Mendelegasikan tugas yang lebih
besar kepada Kecamatan akan banyak memberikan keuntungan yang lebih besar
sehingga Bupati sebagai pemimpin politik tidak repot dibuatnya, pendelegasian
ini akan banyak memberikan perubahan yang signifikan sesuai tuntutan reformasi
yaitu menciptakan pelayanan publik yang lebih baik.
Era desentralisasi (otonomi
daerah) saat ini merupakan momentum yang baik guna juga melakukan pembaruan
struktur birokrasi publik didaerah yang lebih desentralistis dan tidak
dilingkupi banyaknya aturan organisasi dan terlalu prosedural sehingga pengguna
kekuasaan menjadi lebih leluasa dalam menggunakan diskresi yang adaptif dengan
perubahan lingkungan termasuk tuntutan perbaikan pelayanan publik. Jadi
struktur organisasi yang berbelit-belit dan terlalu menakutkan masyarakat
harus diubah kepada yang lebih sederhana dan lebih bermasyarakat sehingga
pelayanan publik di era reformasi dapat dicapai dengan baik dan memuaskan
masyarakat. Mindset dalam merancang struktur birokrasi pemerintah Indonesia
selama ini juga telah salah.Hierarki mulai dari pusat sampai kepelosok negeri
Indonesia dirancang guna memudahkan Jakarta untuk mengendalikan sistem
pemerintahan agar warga tidak melakukan kegiatan yang berlawanan dengan
kepentingan pemerintah. Mungkin ini merupakan model birokrasi peninggalan
kolonial dimana cenderung menganggap warga negara sebagai ancaman.2 Perubahan
prosedur layanan terhadap masyarakat yang selama orde baru cenderung
berbelit-belit sehingga menghambat akses masyarakat terhadap pelayanan publik
yang secara wajar dan adil juga tidak akan tercapai tanpa perubahan misi dan
budaya birokrasi. Misi birokrasi yang selama ini adalah untuk mengendalikan
perilaku sehingga sulit mengembangkan pelayanan publik harus diubah melalui
mempermudah akses akses warga dalam menggunakan pelayanan publik. Selama ini
banyak warga tidak dapat mengikuti secara wajar prosedur pelayanan publik
Indonesia.Apabila dilihat dari sisi pelayanan, diberlakukannya Undang Undang
No. 22 Tentang Pemerintahan 2 Agus Dwiyanto (editor), Mewujudkan Good
Governance Melalui Pelayanan Publik, Gadjah Mada University Press, 2005, hal
30.Daerah sejak 1 Januari 2001, yang telah memberikan perluasan kewenangan pada
tingkat pemerintah daerah, dipandang sebagai salah satu upaya untuk memotong
hambatan birokratis yang acapkali mengakibatkan pemberian pelayanan memakan
waktu yang lama dan berbiaya tinggi. Dengan adanya desentralisasi, pemerintah
daerah mau tidak mau harus mampu melaksanakan berbagai kewenangan yang selama
ini dilaksanakan oleh pemerintah pusat, seiring dengan pelayanan yang harus
disediakan.
Konseksuensinya, pemerintah
daerah dituntut untuk lebih mampu memberikan pelayanan yang lebihberkualitas,
dalam arti lebih berorientasi kepada aspirasi masyarakat, lebih efisien,
efektif dan bertanggung jawab (accountable). Dengan kata lain pelaksanaan
otonomi daerah adalah juga upaya untuk meningkatkankualitas pelayanan.
Dalam konteks era desentralisasi
ini, pelayanan publik seharusnya menjadi lebih responsifterhadap kepentingan
publik. Paradigma pelayanan publik berkembang dari pelayanan yang sifatnya
sentralistik ke pelayanan yang lebih memberikan fokus pada pengelolaan yang
berorientasi kepuasan pelanggan (customerdriven government) dengan ciri-ciri:
(a) lebih memfokuskan diri pada fungsi pengaturan melalui berbagai kebijakan
yang memfasilitasi berkembangnya kondisi kondusif bagi kegiatan pelayanan
kepada masyarakat, (b) lebih memfokuskan diri pada pemberdayaan masyarakat
sehingga masyarakat mempunyai rasa memiliki yang tinggi terhadap fasilitas-fasilitas
pelayanan yang telah dibangun bersama, (c) menerapkan sistem kompetisi dalam
hal penyediaan pelayanan publik tertentu sehingga masyarakat memperoleh
pelayanan yang berkualitas, (d) terfokus pada pencapaian visi, misi, tujuan dan
sasaran yang berorientasi pada hasil (outcomes) sesuai dengan masukan yang
digunakan, (e) lebih mengutamakan apa yang diinginkan oleh masyarakat, (f) pada
hal tertentu pemerintah juga berperan untuk memperoleh pendapat dari masyarakat
dari pelayanan yang dilaksanakan, (g) lebih mengutamakan antisipasi terhada
permasalahan pelayanan, (h) lebih mengutamakan desetralisasi dalam pelaksanaan
pelayanan, dan (i) menerapkan sistem pasar dalam memberikan pelayanan.Namun
dilain pihak, pelayanan publik juga memiliki beberapa sifat antara lain: (1)
memiliki dasar hukum yangjelas dalam penyelenggaraannya, (2)memiliki wide
stakeholders, (3) memiliki tujuan sosial, (4) dituntut untukakuntabel kepada
publik, (5) memiliki complex and debated performance indicators, serta (6)
seringkali menjadi sasaran isu politik.Permasalahan utama pelayanan publik pada
dasarnya adalah berkaitan dengan peningkatan kualitaspelayanan itu sendiri.
Pelayanan yang berkualitas sangat tergantung pada berbagai aspek, yaitu
bagaimana pola penyelenggaraannya (tata laksana), dukungan sumber daya manusia,
dan kelembagaan. Dilihat dari sisi pola penyelenggaraannya, pelayanan publik
masih memiliki berbagai kelemahan antara lain:a. Kurang responsif. Kondisi ini
terjadi pada hampir semua tingkatan unsur pelayanan, mulai padatingkatan
petugas pelayanan (front line) sampai dengan tingkatan penanggungjawab
instansi.Responterhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun harapan masyarakat
seringkali lambat atau bahkan diabaikansama sekali.b.Kurang informatif.
Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada masyarakat,lambat atau
bahkan tidak sampai kepada masyarakat.c. Kurang accessible. Berbagai unit
pelaksana pelayanan terletak jauh dari jangkauan masyarakat,sehingga
menyulitkan bagi mereka yang memerlukan pelayanan tersebut.d. Kurang
koordinasi.Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya sangat
kurangberkoordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih ataupun
pertentangan kebijakan antara satu instansipelayanan dengan instansi pelayanan
lain yang terkait.e. Birokratis. Pelayanan (khususnya pelayanan perijinan) pada
umumnya dilakukan dengan melalui prosesyang terdiri dari berbagai level,
sehingga menyebabkan penyelesaian pelayanan yang terlalu lama.Dalam kaitan
dengan penyelesaian masalah pelayanan, kemungkinan staf pelayanan (front line
staff)untuk dapat menyelesaikan masalah sangat kecil, dan dilain pihak
kemungkinan masyarakat untuk bertemudengan penanggungjawab pelayanan, dalam
rangka menyelesaikan masalah yang terjadi ketika pelayanandiberikan, juga sangat
sulit. Akibatnya, berbagai masalah pelayanan memerlukan waktu yang lama
untukdiselesaikan.f.Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat.Pada
umumnya aparat pelayanan kurangmemiliki kemauan untuk mendengar keluhan/saran/
aspirasi dari masyarakat. Akibatnya, pelayanandilaksanakan dengan apa adanya,
tanpa ada perbaikan dari waktu ke waktu.g. Inefisien.Berbagai persyaratan yang
diperlukan (khususnya dalam pelayanan perijinan) seringkali tidakrelevan dengan
pelayanan yang diberikan.
Dilihat dari sisi sumber daya
manusianya, kelemahan utamanya adalah berkaitan dengan
profesionalisme,kompetensi, empathy dan etika. Berbagai pandangan juga setuju
bahwa salah satu dari unsur yang perludipertimbangkan adalah masalah sistem
kompensasi yang tepat.Dilihat dari sisi kelembagaan, kelemahan utama terletak
pada disain organisasi yang tidak dirancangkhusus dalam rangka pemberian
pelayanan kepada masyarakat, penuh dengan hirarki yang membuat pelayanan
menjadi berbelit-belit (birokratis), dan tidak terkoordinasi. Kecenderungan
untuk melaksanakan dua fungsi sekaligus, fungsi pengaturan dan fungsi
penyelenggaraan, masih sangat kental dilakukan oleh pemerintah, yang juga
menyebabkan pelayanan publik menjadi tidak efisien.Kiranya melalui beberapa hal
diatas perubahan pelayanan publik yang baik dalam era reformasi dapat tercapai.
Selama hidupnya , manusia selalu membutuhkan pelayanan. Dalam pelaksanaan
Pelayanan publik yang baik , saya mengambil teori dari doktrin NPS (New Public
Service) ; doktrin tersebut antyara lain bahwa pelayanan publik harus (1)
dilakukan secara demokratis; (2) dilakukan secara strategis dan rational atas
dasar pertimbangan politik , ekonomi , serta organisasi; (3) dilakukan dengan
mengutamakan dialog untuk mencapai kesepakatan pelayanan; (4) menganggap
pengguna jasa sebagai warganegara (citizen) dengan hak dan kewajiban yang
melekat; (5) responsif terhadap kebutuhan warganegara; (6) memperhatikan aturan
yang telah disepakati bersama , nilai-nilai yang berlaku dimasyarakat, norma-norma
politik, standar pelayanan profesional, serta interes warganegara; (7)
memberlakukan diskresi dan akuntabel meski banyak kendala ; (8)memiliki
struktur yang terbuka dan kepemimpinan yang kolaboratif; (9) memilki motivasi
yang kuat untuk melayani dan berkontribusi pada masdyarakat
banyak.
Program pembaruan pelayanan warga masyarakat secara terpadu atau dikenal
integrated civil service reform (ICSR) yang digulirkan oleh pemerintah Provinsi
DIY diharapkan menjadi momentum yang tepat dalam penyikapi tuntutan reformasi
birorasi . proram ini lebih mefokuskan pada perbaikan siostem perencanaan
penataan organisasi , dan tata laksana birokrasi, aparatur dan pengembanagn
sumber daya manusia , keuangan dan pengawasan , serta budaya pemerintahan yang
menajdi dasar budaya kerja birokrasi.
Didalam keputusan MENPAN nomor 63 Tahun 2003 disebutkan bahwa penyelenggaraan
palayanan harus memenuhi beberapa prinsip sebagai berikut :
- Kesederhanaan
- Kejelasan
- Kepastian waktu
- Akurasi
- Keamanan
- Tanggung jawab
- Kelengkapan sarana dan prasarana
- Kemudahan akses
- Kedisiplinan, kesopanan dan
keramahan
- kenyamanan
Hakikat
pelayanan publik adalah pemberian pelayanan yang berkualiats kepada masyarakat
yang merupakan perwujudan kewajiban apartur pemerintahan sebagai abdi
masyarakat . Menurut Sinambela dkk, pelayanan publlik yang berkualitas dapat
dilihat dari beberapa indikator dibawah ini :
- Transparasi ,bersifat terbuka
,mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang dibutuhkan dan disediakan
secara memeadi serta mudah dimengherti.
- Akuntabilitas ,dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
- Kondisional ,sesuai dengan kondis
dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan denagn tetap berpegang pada
prinsip efisiensi dan efektivitas.
- Partisipatif, mendorong peran
serta masyarakat dalam peyeklenggaraan pelayanan pub lik dengan
memperhatikan aspirasi ,kebutuhan dan harapan masyarakat.
- Kesamaan hak, tidak diskriminatif
dalam arti tidak membedakan susku ,ras, agama , golongan ,gender,dan
status ekonomi.
- Keseimbangan hak dan kewajiban
,pemberi ,dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban
masing-masing pihak.
Kasmir (2005:31), mengatakan bahwa pelayana yang baik adalah kemampuan
seseornag dlam memberikan pelyanan yang dapat memberikan kepuasan kepada
pelanghgan denagn standar yang ditentukan.
Menurut Zethami & Haywood Farmer dalam Warella (1997:17), mengatakan ada
tiga karakteristik utama tentang pelyanan , yaitu : (1) intangibility,
(2) heteregeinity dan (3) Inseparability.
Lukman (1999) , menyebut salah satu ukuran keberhasilan menyajikan
pelayanan yang bekualitas prima sangat tergantung pada tingkat kepuasan
pelanggan yang dilayani. Pendapat tersebut artinya menuju kepada pelayana
eksternal, dari perspektif pelanggan, lebih utama atau lebih didahulukan
apabila ingin mencapai kinerja pelayanan yang berkualitas.
Sementara itu Gerson (2002:55), menyatakan pengukuran kualitas in ternal memeng
pentingh .tetapi semua itu tidak ada artinya jika pelanggan tidak puas denagn
apa yang diberikan. Untuk membuat pengukuran kualitas lebih berarti dan sesuai,
tanyakan kepada pelanggan apa yang mereka inginkan, yang bisa memuaskan mereka.
Konsepsi kepemerintahan yang baik atau good governance mengandung arti hubungan
yang sinergis dan konstruktif diantara negara , sektor swasta dan masyarakat
(society). Dalam hal ini adalah kepemerintahan yang mengembangkan dan
menerapkan prinsip-prinsip profesionalitas ,akuntabilitas, transparansi,
pelayanan prima , demokrasi ,efisiensi, efektifitas, supremasi hukum dan dapat
diterima oleh seluruh masyarakat.
Dilihat
dari sisi polapenyelenggaraannya, pelayanan publik masih memiliki berbagai
kelemahan antara lain:
a.
Kurang responsif.
Kondisi ini terjadi pada hampir semua
tingkatan unsur pelayanan, mulai padatingkatan petugas pelayanan (front line)
sampai dengan tingkatan penanggungjawab instansi. Respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi,
maupun harapan masyarakat seringkali lambat atau bahkan diabaikan sama sekali.
b. Kurang informatif.
Berbagai informasi yang seharusnya disampaikan kepada
masyarakat, lambat atau bahkan tidak sampai kepada masyarakat.
c. Kurang accessible.
Berbagai unit
pelaksana pelayanan terletak jauh dari jangkauan masyarakat,sehingga menyulitkan bagi mereka yang
memerlukan pelayanan tersebut.
d.
Kurang koordinasi.
Berbagai unit pelayanan yang terkait
satu dengan lainnya sangat kurang berkoordinasi.
Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih ataupun pertentangan kebijakan antara
satu instansi pelayanan
dengan instansi pelayanan lain yang terkait.
e.
Birokratis.
Pelayanan (khususnya pelayanan
perijinan) pada umumnya dilakukan dengan melalui proses yang terdiri dari berbagai level,
sehingga menyebabkan penyelesaian pelayanan yang terlalu lama. Dalam kaitan
dengan penyelesaian masalah pelayanan, kemungkinan staf pelayanan (front line
staff) untuk dapat menyelesaikan masalah
sangat kecil, dan dilain pihak kemungkinan masyarakat untuk bertemu dengan penanggungjawab pelayanan, dalam
rangka menyelesaikan masalah yang terjadi ketika pelayanandiberikan, juga
sangat sulit. Akibatnya, berbagai masalah pelayanan memerlukan waktu yang lama
untuk diselesaikan.
f. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi
masyarakat.
Pada umumnya aparat pelayanan kurang memiliki kemauan
untuk mendengar keluhan/saran/ aspirasi dari masyarakat. Akibatnya,
pelayanandilaksanakan dengan apa adanya, tanpa ada perbaikan dari waktu ke
waktu.
g.
Inefisien. Berbagai persyaratan yang diperlukan (khususnya dalam pelayanan
perijinan) seringkali tidakrelevan dengan pelayanan yang diberikan. Dilihat dari sisi sumber daya
manusianya, kelemahan utamanya adalah berkaitan dengan profesionalisme, kompetensi, empathy dan etika. Berbagai
pandangan juga setuju bahwa salah satu dari unsur yang perlu dipertimbangkan adalah masalah sistem
kompensasi yang tepat. Dilihat
dari sisi kelembagaan, kelemahan utama terletak pada disain organisasi yang
tidak dirancang khusus
dalam rangka pemberian pelayanan kepada masyarakat, penuh dengan hirarki yang
membuat pelayanan menjadi
berbelit-belit (birokratis), dan tidak terkoordinasi. Kecenderungan untuk
melaksanakan dua fungsi sekaligus, fungsi pengaturan dan fungsi penyelenggaraan,
masih sangat kental dilakukan oleh pemerintah, yang juga menyebabkan
pelayanan publik menjadi tidak efisien.
Kiranya
melalui beberapa hal diatas perubahan pelayanan publik yang baik dalam era
reformasi dapat tercapai.
2.6. TRIK CARA MENGENAL DAN MENGATASI KARAKTER
Salah
satu trik bisnis untuk
meningkatkan keuntungan adalah mengenal beberapa karakter pelanggan. Mengenal
karakter pelanggan akan memberi efektivitas dalam mengatasi atau menghadapi
pelanggan sehingga pelanggan merasa puas akan pelayanan yang anda berikan.
Pelanggan adalah raja.Apapun karakter pelanggan, anda harus dapat menghadapi
agar mereka melakukan pembelian atas produk atau jasa yang anda jual.
Beberapa trik dan cara agar anda dapat
mengenal dan mengatasi beberapa karakter pelanggan, ada beberapa
langkah-langkah yang terbaik yang harus anda lakukan yaitu antara lain :
2.6.1. Pelanggan yang pendiam
2.6.1. Pelanggan yang pendiam
- Pelanggan yang diam dan cenderung pemalu
akan merasa tenteram jika dihadapi dengan ramah tamah dan penuh perhatian.
- Jika pelanggan seolah-olah sedang
memikirkan sesuatu, sebaiknya anda jangan mengajak berbicara tetapi cukup
melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menarik perhatian pada produk
yang ditawarkan.
- Jika menemui pelanggan yang kesulitan
dalam berbicara (gagap), anda hendaknya jangan terpaku pada keadaan
tersebut dan hendaknya bersikap biasa saja.
2.6.2. Pelanggan
yang tidak sabar
- Mengenali pelanggan yang tidak sabar
melalui sikapnya, lalu meminta maaf kepadanya atas tertunda-nya pelayanan.
- Mengatakan kepadanya bahwa dia akan
dibantu semaksimal mungkin dan sesegera mungkin.
- Secara cepat dan efisien menangani
situasi tersebut dan bila perlu menenangkan pelanggan tersebut.
- Mengucapkan terima kasih bahwa pelanggan
tersebut masih bersedia menunggu.
- Mengucapkan terima kasih sekali lagi
kepada pelanggan tersebut dan meminta maaf sekali lagi atas ketidaknyaman
dalam pelayanan.
2.6.3. Pelanggan
yang banyak bicara
- Mengenali kedatangan pelanggan dengan
mengucapkan salam.
- Menawarkan bantuan yang diperlukan
tersebut.
- Bila pelanggan masih terus berbicara
anda mengalihkan perhatiannya pada hal-hal yang ditawarkan dengan
penjelasan yang cukup.
- Menawarkan bantuan dan memuji kehebatan
nya berbicara.
- Bila perlu bergabung dalam pembicaraan
tersebut sambil sekali-sekali memberikan pujian.
- Bila beberapa pujian tampaknya berhasil,
anda menawarkan produk yang ditawarkan.
- Meminta alamat dan nomor teleponnya.
Pelanggan jenis ini senang sekali jika mendapat perhatian.
2.6.4. Pelanggan
yang senang mendebat/berdebat
- Tidak menunjukkan reaksi apabila
pelanggan tersebut berada pada pihak yang salah, sebab jika kita
menunjukkan reaksi, akan timbul diskusi yang berkepanjangan.
- Bersikap tenang tidak gugup, dan tidak
terpancing untuk marah.
- Membatasi percakapan pada masalah yang
sedang dihadapi, tidak menyimpang dari pokok pembicaraan.
- Mengemukakan argumen yang masuk akal,
agar pelanggan menghargai anda, apabila pelanggan sudah tenang, anda mulai
memberikan pelayanan.
- Mengulangi argumen anda sekedar untuk
mengingatkannya apabila pelanggan kembali bersikeras dengan pendapatnya.
- Mencari kelemahan dari argumen pelanggan
dan menunjukkan kekeliruan nya agar pelanggan pelanggan tenang.
- Apabila anda dapat menguasai keadaan,
pelanggan akan lebih lunak.
2.6.5. Pelanggan
yang memiliki banyak permintaan
- Mengucapkan salam bila ia datang kepada
anda. Bila melalui telepon anda harus menggunakan cara bertelepon yang
baik.
- Mendengarkan permintaannya, jika
memungkinkan membuat ringkasan atas permintaan tersebut. Permintaan
tersebut bisa dipenuhi bisa tidak, tergantung kebijaksanaan anda atau
perusahaan.
- Sesegera mungkin permintaan pelanggan,
jika memungkinkan, dan tidak melakukan kesalahan dalam melayani, karena ia
akan terus mencecar anda jika ada kesalahan sedikit saja.
- Meminta maaf dan menyarankan alternatif lain
jika pelanggan merasa tidak puas atas pelayanan yang diberikan.
- Sesegera memberitahu atasan sambil
menyebutkan permintaan pelanggan jika anda tidak mampu melayani pelanggan
tersebut.
- Tersenyum setiap saat meskipun merasa
jengkel.
Apapun karakter pelanggan, anda harus tampil tersenyum dan mampu menghadapinya.Pelanggan adalah sumber kehidupan bisnis dan keuntungan anda.Kehilangan satu pelanggan berarti kehilangan uang anda dan hal ini juga mempengaruhi dapat mempengaruhi upaya anda dalam membangun citra positif bisnis di mata pelanggan.
2.7.PRINSIP DAN STRATEGI DALAM MENGELOLA PELAYANAN
PELANGGAN
Apakah pelayanan pelanggan itu?Apakah anda pernah benar-benar berhenti
memikirkan tentang pertanyaan tersebut?Kita telah ribuan kali memberikan
pelatihan kepada orang-orang dan ratusan kali kepada organisasi-organisasi
tentang pelayanan kepada pelanggan ini.
Bukan masalah siapa orangnya atau organisasi apa, jawaban dari
pertanyaan ini adalah sesuatu yang umum. Mereka akan berkata : “ Pelayanan
kepada pelanggan adalah tentang memberikan sesuatu kepada pelanggan tentang apa
yang mereka inginkan” atau mungkin ini tentang memuaskan pelanggan, terkadang
mereka berkata bahwa ini adalah mengenau cara membuat pelanggan senang.
Pandangan sekilas tentang jawaban ini mungkin terdengar benar, tetapi
tidak ada yang benar-benar betul.Katakanlah jika anda menjalankan sebuah
restauran. Jika pelanggan anda masuk ke restauran dan meminta beberapa
peralatan kantor,apakah anda akan mampu memberikan apa yang pelanggan tersebut
inginkan?
Apakah anda mampu memuaskan pelanggan anda yang sedang mencari perhiasan
jika anda sedang bekerja di toko piranti keras? Tidak, itu akan mustahil. Hal
terbaik yang dapat anda lakukan adalah mengatakan dengan sopan bahwa mereka
dapat pergi ke toko perhiasan dan membelinya di sana. Jadi, pelayanan kepada
pelanggan bukanlah tentang memberikan hal-hal yang diinginkan pelanggan, atau
bahkan memuaskan pelanggan itu.
Hal itu juga merupakan cara kita melakukan pelayanan pelanggan. Ketika
kita menanyakan pertanyaan : apakah yang terbaik untuk pelayanan kepada
pelanggan, hampir semua orang akan menjawab:senyuman. Meskipun ini baik untuk
beberapa hal, tetapi ini tidaklah sesuai untuk semua kasus.
Bayangkan saja jika ada seorang ibu yang kebingungan yang mendatangi
anda dan berkata bahwa dia baru saja kehilangan anaknya yang berusia 2 tahun di
toko anda.Bayangkan bagaimana tanggapan dia jika anda tersenyum kepadanya?Atau
bayangkan jika ada orang yang terpeleset saat menaiki tangga atau eskalator di
toko anda dan mereka menjelaskan cedera yang mereka alami dan kemudian anda
tersenyum kepada mereka.
Yang benar adalah pelayanan kepada pelanggan bukanlah sesuatu yang
dilakukan atau dipraktekkan, tetapi tentang hal-hal yang prinsip. Hal-hal yang
dilakukan dapat saja berubah, tetapi prinsipnya tetaplah sama. Staf tidak akan
tersenyum sepanjang waktu, untuk memberikan apa yang diinginkan oleh pelanggan,
atau memuaskan apa yang mereka inginkan. Untuk staf ini berarti mempromosikan
organisasi dan nilai yang ada di dalamnya.
Jika anda ingin meningkatkan dampak pelayanan kepada pelanggan, ajarilah
pegawai anda untuk mewakili organisasi anda dan menampilkan hal-hal khusus dari
perusahaan.
Ketika kita memberikan pelajaran tentang pelayanan kepada pelanggan,
terlebih dahulu diperkenalkan tentang nilai-nilai yang ada diperusahaan,
tentang apa saja yang ada di sana, apa yang ingin pelanggan ingin lihat.
Setelah kita melakukan hal ini, kita kemudian melanjutkan dengan bagaimana cara
memberikan nilai-nilai ini. Ini adalah cara yang sangat sederhana untuk merubah
cara pegawai melakukan hal-hal untuk memberikan pepelayanan kepada pelanggan,
ini akan menghasilkan hasil yang bagus dan memberikan banyak kesenangan saat
mengajarkan tentang hal ini.
Berikut ini beberapa hal yang dapat membantu pegawai anda untuk dapat
memberikan pepelayanan pelanggan yang efektif.Ambillah papan tulis dan
gambarkan bentuk rumah sederhana.Mintalah pegawai anda untuk mengambil kapur
tulis atau alat tulis dan mengubah rumah sederhana itu menjadi organisasi atau
perusahaan anda. Mereka mungkin akan menambahkan beberapa gambar atau kata-kata
ke gambar dasar itu.
Beberapa orang akan menambahkan kata-kata seperti : kualitas,
profesionalisme, persahabatan, pelayanan, uang, kecepatan, kesederhanaan, dan
yang lain mungkin akan menggambarkan pelanggan dan pegawai.
Sekarang tanyakan kepada pegawai anda beberapa pertanyaan sederhana:
dalam gambar ini, apakah yang dilakukan petugas pelayanan pelanggan yang baik?
Peserta akan dengan mudah melihat seperti apa sebenarnya pepelayanan kepada
pelanggan dalam organisasi anda.
Mereka mungkin akan berkata, yaitu untuk menjadi orang yang bersahabat
dalam perusahaan kita harus tetap tersenyum. Atau ada yang menjelaskan bahwa
mereka harus profesional dan dengan profesionalitas itu kita dapat berjalan
lurus dan menjalankan usaha dengan benar.
Daripada mengajarkan hal praktis kepada
karyawan, lebih baik mengajarkan hal prinsip dan hal-hal praktis akan tumbuh
dengan sendirinya.
2.8. EfektifRAHASIA ROLE
MODEL PELAYANAN YANG EFEKTIF
Ketika berada dalam sebuah alur
proses pelayanan, seorang pelanggan dapat merasakan apakah perusahaan mempunyai
budaya pelayanan yang terkesan positif atau negatif. Setiap perusahaan tentu
menginginkan pelanggannya mempunyai kesan yang positif terhadap pelayanan yang
diberikan.Perbedaan antara perusahaan yang satu dengan lainnya terletak pada
keinginan untuk memiliki budaya pelayanan dan keseriusan untuk membangun serta
menerapkannya.Ketika berkomitmen untuk membangun budaya pelayanan yang efektif,
perusahaan tidak cukup hanya menempatkan orang-orang atau pemimpin-pemimpin
yang berorientasi kepada pelanggan, tetapi juga diperlukan sebuah strategi yang
memberikan alasan mengapa kebijakan dan perilaku tertentu dihalalkan dalam
perusahaan.
Role Model yang Efektif
Role model pelayanan adalah sebuah
percontohan dalam memberikan pelayanan bagi banyak kalangan, terutama kalangan
yang semestinya memberikan pelayanan kepada pelanggan.Role model tidak memberikan alasan
berperilaku tertentu bagi banyak kalangan, tetapi lebih pada mencontohkan
bagaimana berperilaku.Tanpa role model, perusahaan sangat sulit membangun budaya.Yang lebih penting,
tanpa role
model, perusahaan
tidak mempunyai “roh service.”
Kehadiran role model memang sangat penting artinya,
dan perannya akan sangat efektif jika perusahaan sudah menerapkan strategi yang
tepat dalam kepuasan pelanggan. Pelayanan bukan hanya sebuah attitude, tetapi juga sebuah desain.Jadi,
pelayanan dihasilkan bukan hanya karena ada sebagian orang dalam perusahaan
yang mempunyai service attitude, tetapi karena ada sebagian orang yang
mendesain dan menerapkan serta menjaga agar pelayanan diterapkan sesuai dengan
desainnya.Itulah pelayanan sebagai sebuah strategi yang sarat dengan
desain.Perusahaan tidak mungkin mencapai budaya pelayanan tanpa mendesainnya
terlebih dahulu.Lalu, bagaimana perusahaan mendesain pelayanan?Dan, di mana
peran role
model pelayanan
dalam hal ini?
Desain Pelayanan Sebagai Strategi
Saya selalu ditanya oleh perusahaan yang ingin membangun budaya
pelayanan.Benarkah pelayanan itu adalah keteladanan?Jika demikian, baiklah kita
meminta beberapa orang dalam perusahaan untuk memberikan teladan dalam
memberikan pelayanan bagi banyak kalangan.Memang benar, membangun pelayanan
perlu keteladanan, tetapi keteladanan saja tidak membuat perusahaan memiliki
budaya pelayanan.Pelayanan yang memang sebuah attitude nyatanya juga sebuah blue print.Ketika membangun blue print, pelangganlah yang menjadi
patokan, maka blue print pelayanan merupakan petunjuk aliran resources perusahaan untuk memberikan
pelayanan yang unggul dan memuaskan pelanggan. Blue print yang efektif juga harus mengacu
pada blue
print pesaing.
Elemen Strategi Blue Print Pelayanan
Ketika mendesain sebuah blue print pelayanan, ada empat elemen
dasar yang penting dipertimbangkan agar strategi pelayanan lengkap dan
mengena.Secara berurutan, keempat elemen tersebut adalah service process, service surprise, service fairness, dan service recovery.
Dalam marketing, ada janji kepada pelanggan, maka proses inilah
yang menggambarkan bagaimana janji itu ditepati oleh perusahaan. Ketika
menepati janji, pastikan tidak ada elemen yang terlupakan. Hal-hal yang
terlupakan bisa disebabkan oleh human error, yakni karena careless ataupun ignorance, juga bisa terjadi karena
prosesnya terlalu complicated. Proses yang efektif haruslah didesain dan diberi spesifikasi.
Desain proses haruslah sederhana untuk menghindari banyak kesalahan dalam
menyalurkan. Kata kunci dalam service process ini adalah akurat dan dependable. Tanpa akurasi dan dependable yakni memberikan sesuai janji,
pelanggan akan merasa kecewa. Oleh sebab itu, service process membuktikan bahwa service bukan hanya sekadar attitude, tetapi sebuah pipa atau alur
pelayanan.
Servicesurprise juga merupakan desain yang sengaja diberlakukan agar pelanggan
bisa terkejut dengan proses yang tidak diharapkan sebelumnya. Surprise bukan gimmick atau promotion.Surprise yang efektif haruslah berasal
dari inisiatif beyond expectation yang ditunjukkan oleh frontliner karena membantu pelanggan tanpa
batas dan adanya elemen atensi ke detail, bahkan lebih detail dari pesaing.
Jadi, elemen surprise ini datangnya karena adanya sebuah proses tambahan yang tidak
pernah diharapkan oleh pelanggan.
Elemen ini dapat didesain sebelumnya dan diserahkan kepada frontliner untuk diterapkan sebagai senjata
untuk menyenangkan beberapa pelanggan yang dianggap harus disenangkan secara
bisnis.Frontliner dapat diperlengkapi dengan
beberapa elemen surprise sebagai senjata pamungkas yang hanya digunakan sewaktu-waktu.
Ketika dieksekusi, elemen surprise ini diharapkan terkesan sebagai sebuah empowerment, yang bagi pelanggan menjadi
sebuah surprise.
Semua elemen service harus di-delivery secara fair dengan mengacu pada nilai-nilai integritas.Salah satunya
tercermin sebagai sebuah sikap pelayanan yang menjunjung fairness.Pelanggan service sangat tersinggung jika tidak
ada fairness.Mungkin kita sebagai pelanggan
masih bisa menoleransi masalah kecepatan, tetapi ketika urusannya soal fairness, maka menjadi masalah yang tidak
bisa ditoleransi.Karena itu, membangun fairness haruslah menjadi inti dari
nilai-nilai pelayanan yang harus ditegakkan.Fairness menyentuh semua harapan
pelanggan.Oleh sebab itu, pastikan fairness menjadi strategi pelayanan yang
tak terlupakan. Perusahaan akan dipuji jika mempunyai pelayanan yang excellence, tetapi akan diperbincangkan
menjadi pahlawan pelanggan ketika berlaku fair kepada pelanggan. Pelayanan
adalah fair buat pelanggan.Buat pelanggan
sekalipun, fairness adalah harapan, tetapi karena sulit didapatkan, fairness adalah bagian dari surprise.
Elemen berikutnya yang penting
untuk didesain adalah service recovery.Pelanggan pada dasarnya lebih pemaaf
dibanding perusahaan.Bukan hanya pemaaf, pelanggan juga bisa melupakan
kesalahan perusahaan.Tetapi pelanggan juga bisa menjadi pendendam ketika
perusahaan tidak melakukan service recovery dengan cepat dan tuntas.Pelanggan melupakan
kesalahan jika perusahaan melakukan perbaikan dari kesalahan secara sincere, yaitu dengan menunjukkan usaha
serius untuk memperbaiki kesalahan.Sebaliknya, pelanggan mendendam jika
perusahaan dipersepsikan tidak menanggapi keluhan pelanggan.
Rahasia Role Model
Bagaimana menjadi role model yang sukses? Pastinya,
pertama-tama mendesain pelayanan yang dimulai dari nilai-nilai yang ingin
diterapkan, kemudian proses menerapkannya, serta empowerment yang dilakukan untuk
mengeksekusi surprise, fairness, dan recovery. Keteladanan dalam pelayanan akan berhasil dilakukan jika seorang
role
model mengerti
betul arah perusahaan dan bagaimana pelayanan itu didesain serta berperilaku
tertentu sesuai dengan perilaku yang perlu dicontohkan untuk menerapkan desain
pelayanan yang efektif, cepat, akurat, tuntas, tulus, tidak careless, tidak ignorance, dan fair. Apakah Anda seorang role model pelayanan? (Service Excellence/Yuliana
Agung, MBA.)
Pelayanan pelanggan adalah bagian
yang menyatu dari segala bisnis atau perusahaan.Profesi apapun yang menyangkut
interaksi dengan publik pasti memerlukan pelayanan pelanggan yang bagus supaya
mampu mendapat pelanggan baru dan meretensi pelanggan yang sudah ada.
Fundamental dari pelayanan pelanggan sebenarnya mudah untuk diterapkan, tapi
kita harus diingatkan terus menerus akan dasar-dasarnya.
Pekerjakan hanya orang yang senang berhubungan dengan orang lain
Beberapa orang merasa nyaman
bekerja berhubungan dengan mesin dan komputer, sementara beberapa orang lain
merasa lebih nyaman bekerja jika berhubungan dengan orang lain. Pastikan Anda
mempekerjakan orang yang sesuai. Orang yang gemar berhubungan dengan orang lain
cenderung lebih bisa berlaku ramah dan mempunyai empati untuk orang lain.
Keahlian untuk problem solving adalah nilai plus tersendiri.
Adakah Pelatihan yang Teratur
Program pelatihan pelayanan
pelanggan adalah hal yang penting. Program ini seringkali berupa role play yang berisi beberapa skenario
yang mencerminkan situasi sesungguhnya di lapangan. Pelatihan seperti ini mampu
untuk mendorong perilaku yang lebih peduli kepada pelanggan.
Berikan Wewenang
Berikan wewenang yang cukup untuk
semua karyawan yang bekerja di pelayanan pelanggan untuk mengambil keputusan
tertentu, tanpa harus melibatkan Anda atau orang lain. Panduan pelayanan
pelanggan yang jelas dan rinci diperlukan dalam hal ini. Ketika karyawan mampu
mengambil keputusan dengan cepat dan baik, pelanggan pun akan terlayani dengan
lebih baik dan cepat. Jangan lupa untuk memberikan penghargaan jika ternyata
keputusan yang diambil mampu untuk memecahkan masalah.
Berikan Kesempatan Pelanggan untuk Memberi Feedback
Anda bisa mengadakan survei
secara acak untuk mengumpulkan opini dan saran pelanggan. Para pelanggan Anda
biasanya akan senang memberikan saran-sarannya. Pastikan saluran untuk
menyalurkan suara pelanggan terjamin dengan baik kelancarannya dan bisa
direspons dengan cepat.Pastikan pula jika benar-benar ada keluhan atau saran,
maka ada tindakan nyata dari perusahaan yang cepat dan baik untuk meresponsnya.
Jika tidak, ini akan menjadi bumerang untuk Anda sendiri.
Berikan Kejutan Kepada Pelanggan
Tidak ada yang lebih menyenangkan
daripada menerima kejutan yang berguna seperti value lebih dalam pelayanan atau
bonus.Berikan tindakan atau pelayanan yang belum diminta atau bahkan belum
diharapkan para pelanggan.Hal ini dijamin mampu memenangkan hati sebagian besar
pelanggan. Jika pelayanan yang diberikan sudah pernah diberikan oleh pesaing
lain, maka pelanggan tidak akan merasakan istimewanya pelayanan Anda. (Sumber:
By braniac, eHow User)
BAB III
PENUTUP
Dalam
era globalisasi dan informasi semua kegiatan / usaha yang berorientasi pada
pelayanan masyarakat dituntut untuk meberikan servis / pelayanan yang
prima dengan ditunjang keprimaan :
SDM
YANG PROFESIONAL
Yang harus diperhatikan :
o
Sistem
rekruitmen yang transparan
o
Menetapkan
beban kerja organisasi & staf
o
Menyusun
persyaratan staf
o
Menyusun
persyaratan Jabatan
o
Penempatan
sesuai dgn kualifikasi persyaratan jabatan
o
Pembinaan
karier jelas.
o
Upah
& tingkat kesejahteraan betul-betul dijamin
2.
ORGANISASI MEMPUNYAI VISI & MISI TRANSPARAN
Dalam penetapan visi & misi harus berorientasi kepada pemberian pelayanan
jasa dengan kualitas dan inovasi tinggi (prima) yang dibangun oleh seluruh staf
secara berjenjang
* Menyediakan produk pelayanan secara baik/prima, cermat,
cepat, ramah, aman dan tepat.
* Pelayanan terbaik adalah selalu berorientasi mengutamakan
kepentingan dan kepuasan pelanggan.
* Bimbingan dan panduan utk mencari dlm inovasi dan efisiensi
serta memberikan kepuasan kpd pelanggan baik dalam hal-hal
kecil maupun besar
* Menemukan tuntutan dengan kemampuan tinggi krn masing-
masing sbg satu kesatuan utk memberikan yang terunggul
3.
FASILITAS YANG MEMADAI
Nilai-nilai utama dalam pelayanan :
o
Mengutamakan
kepuasan pelanggan
o
Peka
thd ketepatan proses & teknilogi dalam pelaksanaan tugas
o
Komitmen
thd pengembangan tugas pekerjaan
o
Kesiapan
utk melaksanakan kerjasama dalam kelompok
o
Adanya
kesamaan pembauran utk memahami memenuhi dan mengantisipasi kebutuhan pelanggan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar